Saat ini aku berada dimana?
Apa yang aku rasa ?
Apa yang aku lihat ?
Aku seolah berada dalam suatu dimensi
Penuh warna berputar
Entah merah atau biru yang terlihat
Selintas bagai wajah malaikat
Tersenyum melambai dan terbang
Ada sinar menyilaukan
Dua bintang jatuh bergantian
Terucap dua kali permohonan dari bibirku
Hangat terengkuh dalam dekapan
Ada apa denganmu?
“Aku rindu,aku hanya merindu…”
Seperti hembusan angin terngiang dan hilang
Ada senyum tersungging
Tiba-tiba badai datang
Menghapus warna-warna berkilauan
Pudar,hilang dan tiada terlihat
Tiada terlihat dalam sekejap
Invisible………
Minggu, 25 Juli 2010
aku tak ingin kalah pada diri sendiri
aku membaca sesuatu
dan terhenyak sadari segala kelemahanku
sesak..dan penuh melimpah ruah
malu pada diri karena kesalahan
malu pada dunia karena kekurangan
malu padaNya karena kekhilafan
jiwa bagai terhanyut pusaran waktu
segalanya berpendar dan berputar
inginku bersembunyi dan menjauh dari pandangan
tapi bukankah itu berarti kekalahan?
kalah pada diri sendiri?
aku tak ingin ditaklukan nafsu
aku tak ingin dikuasai indera dan rasa
aku tak ingin mereka menjadi kusir dalam hidupku
akulah yang akan menjadi kusir mereka
akulah yang harus menjaga mereka
dan akulah yang akan mengatur mereka
karena aku..takkan kalah pada diri sendiri
aku tak ingin kalah pada diri sendiri
dan terhenyak sadari segala kelemahanku
sesak..dan penuh melimpah ruah
malu pada diri karena kesalahan
malu pada dunia karena kekurangan
malu padaNya karena kekhilafan
jiwa bagai terhanyut pusaran waktu
segalanya berpendar dan berputar
inginku bersembunyi dan menjauh dari pandangan
tapi bukankah itu berarti kekalahan?
kalah pada diri sendiri?
aku tak ingin ditaklukan nafsu
aku tak ingin dikuasai indera dan rasa
aku tak ingin mereka menjadi kusir dalam hidupku
akulah yang akan menjadi kusir mereka
akulah yang harus menjaga mereka
dan akulah yang akan mengatur mereka
karena aku..takkan kalah pada diri sendiri
aku tak ingin kalah pada diri sendiri
aku takan lupa
Sederet nama itu, aku tak lupa
Seraut wajah itu, aku tak lupa
Senyum dibibir itu, aku tak lupa
Suara-suara yang terdengar sepanjang jalan, aku tak lupa
Tawa yang membahana setiap hari, aku tak lupa
Dekapan lembut sang malam, aku tak lupa
Rengkuhan hangat tangan malam, aku tak lupa
Dan kecupan manis angin, akupun tak lupa
Aku tak pernah lupa..
Hingga kini aku tak lupa..
Seraut wajah itu, aku tak lupa
Senyum dibibir itu, aku tak lupa
Suara-suara yang terdengar sepanjang jalan, aku tak lupa
Tawa yang membahana setiap hari, aku tak lupa
Dekapan lembut sang malam, aku tak lupa
Rengkuhan hangat tangan malam, aku tak lupa
Dan kecupan manis angin, akupun tak lupa
Aku tak pernah lupa..
Hingga kini aku tak lupa..
sadarkah kita
Pernahkah kita sadar, kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan mata, kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari kedua sisi. Menangkap pujian maupun kritikan, dan melihat mana yang benar.
Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala,sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Tak seorangpun yang dapat mencuri isi otak kita, yang lebih berharga dari segala permata yang ada.
Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat.
Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan menikmati dicintai, tetapi jangan mengharapkan orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan menemukan bahwa hidup ini akan menjadi lebih indah.
Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala,sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Tak seorangpun yang dapat mencuri isi otak kita, yang lebih berharga dari segala permata yang ada.
Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat.
Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan menikmati dicintai, tetapi jangan mengharapkan orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan menemukan bahwa hidup ini akan menjadi lebih indah.
Minggu, 18 Juli 2010
sekelompok kaum mayor yang dipandang minor
SETU BERSATU = sekelompok kaum minor yang bergabung sehingga tidak lagi dibilang minor!
karena satu ga akan lebih kuat dari sekelompok pecundang yang berdiri menantang menunjukan taring'a ..
tapi bersatu akan dengan mudah merobohkan kediktatoran dan kemonotonan ..
perjuangkan yang lebih banyak diinginkan ..pertahankan persatuan bawa semua masuk dan merasakan menjadi NOL !
karena satu ga akan lebih kuat dari sekelompok pecundang yang berdiri menantang menunjukan taring'a ..
tapi bersatu akan dengan mudah merobohkan kediktatoran dan kemonotonan ..
perjuangkan yang lebih banyak diinginkan ..pertahankan persatuan bawa semua masuk dan merasakan menjadi NOL !
Langganan:
Postingan (Atom)